Monday 30 September 2013

Usaha Keras Menimba Ilmu

Sebaiknya seorang pelajar berusaha memaksa diri sendiri untuk meraih ilmu, bersungguh-sungguh dan rajin dengan cara menghayati keutamaan ilmu.
Karena sesungguhnya ilmu itu abadi, sedang harta benda itu akan binasa.

sebagaimana dikatan oleh Ali bin Abi Thalib :
" Aku rela dengan bagian yang diberikan oleh Allah ilmu untukku dan harta benda untuk musuh-musuhku"
" Karena harta benda akan binasa dalam jangka pendek, sedang ilmu akan abadi dan tidak akan musnah. "

Ilmu yang bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun orang yang berilmu itu sudah wafat, karena itulah ilmu itu disebut kekal abadi.

Syekh Hasan Bin Ali berkata :
" Orang-orang bodoh itu sudah mati sebelum mereka mati, dan orang-orang pandai itu masih tetap hidup meskipun sudah mati"

Imam Burhanuddin bertutur :
" Ilmu adalah cahaya dari segala cahaya yang menuntun seseorang dari kebutaan, sedang orang bodoh sepanjang masa berjalan dalam kegelapan "

Jika kita ingin menjadi orang sukses, kita harus bekerja keras, giat belajar, sering membaca, dan tak lupa berdoa kepada Allah SWT.
Bersemangatlah menimba ilmu, untuk masa depan yang lebih baik

Bait Penyemangat

Bukanlah kesabaran jika berbatas
Bukanlah keyakinan jika masih ada kebimbangan
Sekali lagi kenapa kau ragu terhadap perjuangan ini ?

Bukankah Allah sudah berjanji
Dia akan menguatkan kamu jika kamu bersabar
Bersabarlah dalam proses kehidupan

Ingatkah kau akan kupu-kupu yang indah
Bukankah dia lama dalam fase kepompongnya

Ingatkah kau akan Siti Hajar
Ketegaran dia hidup sendirian di padang gersang
Katanya kau ingin sekuat Siti Hajar ?

Bukankah kau telah berucap
Akan setia di jalan ini
Mengikatkan janji perjuangan
Kenapa sekarang berputus asa ?

Padahal, tinggal beberapa tangga lagi yang akan kau akhiri

Ingatkah kau ?
Bahwa intan itu tercipta dengan tekanan dan suhu tinggi
Katanya ingin segemilang intan ?

Maju . . . Maju . . . Maju
Jangan mau menyerah oleh keadaan
Atau kau akan terlindas oleh zaman

Thursday 26 September 2013

Menembus Batas

Keterbatasan dalam hidup kita akan selalu ada. Tapi, terserah kita untuk melihat bagaimana batas itu akan menghalangi kita untuk maju. Batas penghalang kemajuan setiap orang itu berbeda. Ada yang khusus, tapi ada yang kombinasi.

Banyak orang yang ingin maju, tapi kemajuan kerap dihambat oleh batas-batas, seperti kemiskinan, tidak lengkapnya keluarga karena kematian orang tua, sakit dan cacat, dan segala konsekuensinya. Stok permasalahan hidup memang tidak pernah kosong, selalu ada.

Jangan pernah untuk Putus Asa Akut. Memang, ada masa memprotes Tuhan, masa mengeluh, masa malas, masa tidak berdaya, tapi kemudian diikuti oleh masa kerja keras, tabah, sabar, dan akhirnya diberi jalan kemudahan.

Menembus batas memang hanya bisa dilakukan dengan tidak berhenti ketika derita datang, tapi terus tegak, bangkit, dan bangun mengatasi semua cobaan. Bergerak dengan mengatupkan rahang, menggigit bibir, dan mengepalkan tangan. Inilah yang memungkinkan kita bisa menembus batas.

Tapi, ada satu hal, jangan menyerah, terus melangkah, menabrak batas-batas semu yang diciptakan problem dan persepsi orang, dan hadiah untuk para penembus batas adalah keberhasilan, ketenangan, dan kemenangan.

"Menyerah berarti menunda masa senang pada masa yang akan datang"

(  Dikutip dari Buku 'Berjalan Menembus Batas' )

Definisi Kesungguhan

Ada sepotong kisah dari mulut ke mulut tentang kiai Imam Zarkasyi yang mendirikan Gontor. Beliau pernah memberikan pengarahan khusus kepada para santri dengan membawa alat peraga. Pak Kiai berdiri didepan para santrinya dengan membawa dua golok. Golok ditangan kanannya tajam berkilat-kilat baru diasah. Sementara itu, yang sebelah kiri tampak sudah berkarat.

Dengan raut muka santai, Pak Kiai lalu menggengam golok yang tajam dan menebaskannya ke sebatang kayu. Tapi, sedikit lagi menyentuh kayu itu, ayunan golok terhenti. Rupanya Kiai mengalihkan perhatian kepada para murid dan mengajak mereka mengobrol. Sambil tetap mengobrol, ayunan diteruskan ke arah kayu dengan santai. Kayu tadi bergeming, tidak terputus dua. Lalu, beliau berhenti.

Kemudian, beliau beralih menghunus golok tumpul dan karatan. Kali ini raut muka beliau sangat serius. Lalu, dengan sepenuh tenaga, dia mengayun golok karatan dengan cepat ke arah kayu. Duk ! Golok menghajar kayu. Tidak terjadi apapun. Tapi, Kiai tidak menyerah, dia mengulang-ulang hal yang sama sampai akhirnya, Plar ! kayu patah menjadi dua dihajar golok berkarat itu.

Pak Kiai menjelaskan hikmah dari jurus golok itu. Orang pintar bagaikan golok tajam. Tapi, kalau tidak serius dan malas-malasan, belum tentu golok tajam ini akan mampu menebas kayu. Kepintaran akan mubazir tanpa aksi sungguh-sungguh.

Sementara itu, orang yang tidak pintar diibaratkan dengan golok karatan. Walau otak tidak gemilang, kalau terus bekerja keras dan tidak lelah mengulang-ulang usaha, lambat laun akan berhasil. Apalagi, kalau golok karatan diasah dengan rajin dan kemampuan terus dilatih. Konon Abraham Lincoln berkata, " Kalau saya punya delapan jam untuk menebang  pohon, akan saya gunakan enam jam pertama untuk mengasah Kapak. "

Usaha dan persiapan yang sungguh-sungguh akan mengalahkan usaha yang biasa-biasa saja. Kalau bersungguh-sungguh akan berhasil, kalau tidak serius akan gagal !!!


Agar Impian tak menjadi Angan-Angan

Berawal dari keberanian untuk punya cita-cita atau impian. Bukan sekedar impian, melainkan sebuah impian yang diperjuangkan dengan teguh dan habis-habisan.
Menurut saya, harapan dan impian yang diingat-ingat terus dalam hati adalah doa kita. Makanya, bermimpilah setinggi-tingginya, jangan pernah meremehkan impian kita karena sungguh tuhan itu Maha Mendengar, walau impian itu kita simpan jauh di pedalaman hati.

Impian itu tidak terjadi begitu saja, tidak langsung tumbuh besar, tapi melalui proses yang panjang. Apalah gunanya cita-cita tinggi kalau berhenti jadi angan-angan saja. Bukan cita-cita namanya kalau tidak diperjuangkan habis-habisan. 

Menurut saya kunci keberhasilan menggapai cita-cita adalah kombinasi yang kuat antara Usaha, kesungguhan, Doa, dan keikhlasan. sungguh-sungguh tanpa doa tidak lengkap. Sungguh-sungguh dan berdoa tidak sempurna tanpa keikhlasan.

Kesungguhan artinya mengusahakan apa pun itu dengan energi dan usaha ekstra, di atas usaha rata-rata orang lain. Going the extra miles "I'Malu Fauqa Ma Amiluu" . Kalau melebihkan usaha di atas rata-rata, biasanya hasilnya juga akan di atas rata-rata. Di atas rata-rata, biasanya menjadi yang terbaik.

Jika halangan menghadang, jangan pernah mau kalah. Bangkitlah dengan tekad dan doa. Hanya itu yang membuat kita menjadi manusia dan membedakan kita dari binatang. Manusia dianugerahi kemampuan untuk bercita-cita, berusaha, dan berdoa. Sesungguhnya, setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kita jatuh, ruangan yang kosong hanya ke atas, untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih kuat.

" Berlelah-Lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang "
-Imam Syafi'i-

Motivasi 1

Keterbatasan, baik fisik, materi, maupun lingkungan terkadang menjadi dalih untuk tidak dapat meraih impian. 

Padahal,  MAN JADDA WAJADA "Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil"
Kesungguhan menumbuhkan harapan, sikap positif, dan memperbesar peluang berhasil bagi yang melakukannya.


Dari pepatah Arab tersebut, membuktikan kekurangan akan menjadi suatu kekuatan, dan keterbatasan bukanlah halangan dalam meraih keberhasilan. Bangkitkan semangat untuk bangkit menembus batas.

Ayo, tularkan semangat berusaha dan berjuang semaksimal mungkin. Bahkan, langit kini tak lagi menjadi batas !!!

WELCOME TO MY BLOG

Di Blog ini anda akan disuguhkan dengan kata-kata Motivasi dan berbagai cerita yang menginspirasi kalian semua :)